Pacaran?.....apakah kalian mengerti cara berpacaran secara sehat! bagaimana cara berpacaran secara sehat???? yuuuuk kita pelajari sama-sama cara berpacaran secara sehat...tanpa ada efek yang negatif...
A.
Pengertian
Yang namanya pacaran pasti ada efeknya sama kehidupan kita.
Bisa positif, bisa juga negatif. Tergantung kita yang melakoninya. Pacaran sih
boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh
dilakukan. Singkatnya, pacaran "sehat" harus jadi pilihan kita kalau
enggak mau kena akibatnya. Karena anak- anak remaja pada jaman sekarang dalam
bergaul atau berpacaran sebagian besar sudah melampaui aturan- aturan atau
rambu- rambu yang semestinya mereka patuhi.
Gaya pacaran yang sehat terbagi menjadi empat:
1.
Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam
berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya
menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi
menendang. Dengan kata lain seharusnya seorang cowok harus bisa melindungi
ceweknya.
2.
Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik
apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita tidak cuma
dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan
yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi
dengan baik. Kita memang tidak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik,
marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita. Karena
kebanyakan hati seorang cewek atau perempuan terlalu cengeng dan kecil jadi
jangan sampai berkata atau ngatain cewek kita dengan kata- kata yang kotor
ataupun dapat melukai hati cewek.
3.
Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan
yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama
pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak
mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Selain temen- temen akan
menjauhi, nama baik kita juga akan menjadi buruk.
4.
Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami
perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi
kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk
melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias
kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak
melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran
dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal
ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan
aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat!
Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.
B.
Faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku sexsual remaja
1.
Faktor Internal
a.
Pengaruh yang berasal
dari dalam diri kita.
b.
Bagaimana kita
mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.
c.
Menentukan pilihan
ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan sesuatu,
kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yang matang.
2.
Faktor Eksternal
a.
Perilaku seks di
antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya: Kemampuan
orang tua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal,
terutama masalah seks.
b.
Agama mengajarkan mana
yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan
memengaruhi perilaku kita.
c.
Remaja cenderung
banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan
nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita.
d.
Teknologi informasi
yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi,
kemajuan teknologi informasi tidak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s
depend on you.
C.
Pacaran aman
dan Awet
Agar pacaran kita aman dan awet, kita harus
punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang
jelas. Dalam pacaran, bukan enggak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip,
beda batasan tentang apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Wajar kok,
asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka,
termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan
berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit
diterima dan dimengerti orang lain kalau kita enggak tahu bagaimana
mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus mengerti juga model-model
komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah
berkomunikasi dengan baik atau belum.
D.
Tiga model
komunikasi
1.
Pasif
Kita sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan,
dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan
enggak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar
ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita enggak mau.
2.
Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita
cenderung mendominasi, enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain.
Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang
lain.
3.
Asertif
Gaya komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas
dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap
menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum
kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan
alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.
Cara berkomunikasi enggak cuma memengaruhi keberhasilan
kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu
berkomunikasi dengan baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan.
PUSTAKA TERAPI
-
Zulkarnain, Z (1999). Pacaran sehat.
Bumi aksa: Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar